Rabu, 26 Juli 2017

Sunset : Menari Bersama Angin dari Selatan

Waktu lalu saya berkesempatan untuk bermain lagi di tempat yang sudah lama saya kenal. Ya mungkin dengan sedikit rasa kecewa saat sampai ditempat tujuan. Kecewa karena pasirnya yang terbengkalai, bukan sampahnya.

Parang Endog namanya, bagi warga Jogja memang seharusnya sudah tidak asing lagi. Jika ditanya mengapa tidak ke Parangtritis mungkin hanya saya jawab "Saya cari Kuta-nya Jogja".

Memang tempatnya lebih landai daripada pantai lain di sekitarnya. Sehingga yang saya suka adalah refleksi cahaya matahari sore ditambah dengan hitamnya bayangan orang bermesraan. Coba saja bayangkan, dimana tempat berenung yang indah. Dalam pikiran saya pasti sore hari yang sepi.

Ntah kenapa semenjak usia ini beranjak ke angka 18 lebih lega rasanya melepas penat dengan ombak pantai selatan dan bersalaman dengan lembutnya pasir hitamnya.


Namun yang paling saya suka adalah menari bersama angin dari selatan, dimana dia mendobrak utara untuk mencari makna definisi bahagia.

Jika ada pula yang bertanya, dengan siapa saya kesana? dan hanya saya jawab bersama kawan. Pernyataan klise di 2017 ini yang ada pandangan kita tak pernah dianggap bahagia jika tak bersama seorang lawan jenis.

Kembali bertanya dan berkata memang siapa yang berhak menentukan bahagia?

Semua omong kosong itu hanya akan kembali dan memudar tanpa ada bekas. Seperti teman masa kecil yang suatu saat dapat hilang dari pandangan dan tak kembali, dia mati.

Mati bukan karena tak bernyawa namun mati karena terpaut jarak dan dikekang oleh waktu.

Semoga saja dengan ikut menari bersama angin dari selatan kita juga bisa mencari definisi bahagia yang sebenarnya. Bersama indahnya jingga langit dan karna kita telah saling mendoakan dan berjanji untuk bahagia bersama, kita.

Sunset : Menari Bersama Angin dari Selatan
4/ 5
Oleh

Jangan lupa kasih komentar sebelum pergi~